Rabu, 30 November 2016

Antara Aksi dan Refleksi (Catatan seorang Guru)



Tak terasa besok sudah awal Desember lagi.  Seperti biasa aku akan mengabadikan cerita dalam sebuah tulisan, dan aku tak peduli entah siapa yang mau membacanya. Suatu saat, jika umurku panjang, aku hanya ingin bisa mengingat kembali segala peristiwa yang kujalani sepanjang tahun ini. Dan jikapun tidak, mungkin anak cucuku bisa  menemukan kisahku ini suatu hari nanti.

Besok adalah awal Desember, dimana usiaku akan bertambah nilai digitnya, namun berkurang sejatinya. Aku ingat ketika malam yang sama pada tahun kemarin, aku mengukir impian di dinding langit pengharapan. Aku berusaha bermimpi setinggi bintang di langit, walaupun toh akhirnya aku tak sanggup mencapai bintang namun setidaknya aku bisa terhenti di bulan. Ah lebay banget ya..hehe.  Tahun yang baru kujalani, seakan tahun yang berjalan menuju mimpi dan aku begitu menikmati perjalanannya. Allah yang Maha Pemurah, memberi lebih dari yang aku minta. Aku tak menyangka bahwa dalam tahun ini bisa menginjakkan kaki dua kali di bumi Sulawesi, bahkan di bulan yang sama. Di tahun yang sama ini juga, aku mendapat lagi tiket jalan-jalan di Jogja bahkan sampai dua kali pula. Dan yang paling penting, tentu saja semuanya GRATIS. Selain itu, ada lagi kado manis yang dikirimkan untukku sebagai teman setiap perjalanananku.

Dimulai ketika aku ikut seleksi peserta diklat PKB two in one yang diadakan p4tk matematika Yogyakarta. Dari 1300an peserta yang mengirim rancangan program ke panitia, aku terpilih sebagai salah satu peserta beruntung yang mendapatkan tiket menimba ilmu di Yogyakarta bersama 160 guru yang terbagi atas 40  guru SD/MI, 40 SMP/Mts, 40 SMA/MA dan 40 SMK. Kemenangan dalam memperebutkan tiket belajar gratis ini membuat kami menjalaninya dengan rasa syukur. Hari ketiga ramadhan sampai 10 hari setelahnya kami berada di kampus p4tk matematika Yogyakarta. Meskipun dalam keadaan berpuasa, kami selalu semangat, meskipun kadang-kadang kami hanya keluar ruang belajar beberapa menit sebelum azan maghrib berkumandang. Selesai diklat PKB in 1 selama sepuluh hari, kami pulang ke tempat masing-masing untuk kemudian diminta datang kembali pada PKB in 2 membawa laporan penelitian sekaligus disajikan pada Seminar Nasional bulan November yang akan datang.

Berkumpul dengan kawan-kawan hebat dari penjuru Aceh sampai pedalaman Papua, membuat motivasiku berlipat. Pulang ke Kalimantan, aku terus memanfaatkan kesempatan dan mencoba peruntungan. Aku punya prinsip lebih baik menyibukkan diri pada hal yang positif, daripada nanti waktu kita habis untuk hal negatif dan sia-sia. Target pertama yang harus aku selesaikan adalah menyusun portofolio dan makalah untuk lomba guru berprestasi kemenag yang dipercayakan pimpinan dan kawan2 padaku. Walaupun sisa waktu tinggal dua hari, aku beruntung karena sebagian besar portofolio sudah sempat kususun sebelum aku berangkat ke Yogyakarta, jadi tinggal membereskan makalahnya dan berbagai tandatangan pengesahan.

Beres urusan Gupres Kemenag, aku berusaha mengejar beberapa even lain yang semuanya hampir deadline. Dari proposal penelitian untuk lomba inovasi pembelajaran (inobel), berbarengan dengan proposal untuk lomba inovasi pendidikan karakter bangsa (pendikarbang), kemudian satu proposal yang sama dengan proposal pkb in 1 juga dikirimkan dengan harapan mendapat dana hibah seamolec, selain itu satu media pembelajaran berbasis IT seadanya juga kukirimkan ke panitia lomba BTIKP Provinsi, dan terakhir satu best practice yang sudah lama kusimpan ikut kukirimkan pada hari terakhir pendaftaran lomba guru favorit yang diadakan harian Radar Banjarmasin. Beberapa karya itu semuanya berbeda, namun ada sesuatu yang sama, yaitu bahwa aku mengirimkan semuanya ke panitia lomba selalu di akhir waktu atau bahkan di injury time

Dengan beberapa even yang berbarengan harus diselesaikan, sebagai manusia yang penuh keterbatasan tentu saja hasilnya tak akan maksimal karena bisa dipastikan akan banyak yang kurang fokus. Tentu saja aku tak bisa berharap semua akan berhasil. Tujuan utamaku hanya berkarya, berusaha berpartisipasi, menjalani proses demi proses dan masalah hasil biarlah kupasrahkan kepada Allah yang Maha Kuasa. Karena aku guru madrasah yang  jarang sekali punya kesempatan bisa bersaing dengan guru-guru di luar kemenag, maka segala peluang aku manfaatkan. Harapanku nama madrasah turut terangkat dan muncul bersama deretan nama-nama peserta lain di bawah dinas pendidikan. Hati kecilku tetap berharap dari beberapa bibit yang kusemai (masih meminjam filosofi MN yaitu BTP) ada satu atau lebih yang bisa dipanen di akhir tahun. Semacam memasang jebakan dimana2, siapa tahu ada ikan yang nyangkut, hee.

Singkat cerita, dari seluruh peserta yang mengirimkan karya untuk inobel, terseleksi 300 orang yang masuk ke babak seleksi berikutnya dan diundang ditiga region yaitu Bogor, Jogja dan Makasar. Aku salah satu yang mendapat undangan gratis (tentu saja plus uang saku) selama 3 hari untuk menggali ilmu dari juri2 hebat di Makasar. Belum pulang dari makasar, aku mendapat lagi pengumuman bahwa karya inovasi pedikarbang yang kubuat juga bisa masuk seleksi berikutnya. Karena itu, aku harus mengikuti proses yang sama seperti halnya inobel di tempat yang juga sama seminggu kemudian. Ini berarti bahwa aku harus balik ke Kalimantan hanya untuk mengambil surat tugas untuk seminggu kemudian balik lagi ke Makasar. Begitulah, aku bisa menginjakkan kaki di bumi Sulawesi, daerah yang sedikit banyak mempunyai riwayat hubungan baik psikologis maupun kultur budaya dengan ayahku. Meskipun akhirnya tak berapa lama diumumkan bahwa karyaku gagal masuk dalam 50 finalis pendikarbang. Namun, aku bersyukur sudah bisa berkumpul kawan-kawan hebat dari penjuru Nusantara di region Makasar tersebut, meski sebagian kawan yang kutemui di sana juga pernah tergabung dalam beberapa even sebelumnya, seperti simposium 2015, pkb in 1, dan bahkan inobel seminggu yang lalu. Kalau jurinya bilang sih 4L (Loe Lagi..Loe Lagi, hehe)

Pulang Makasar, ada seabreg tagihan yang menuntut diselesaikan. Aku sedikit agak kelimpungan. Bagaimana susahnya berkonsentrasi menyelesaikan 2 laporan penelitian dalam waktu kurang dari 2 bulan yaitu laporan penelitian inobel dan laporan penelitian PKB, di samping tugas utamaku mengajar. Bayangkan, skripsi aja bisa sampai 6 bulan belum tentu selesai. Well, akhirnya dengan penuh perjuangan laporan penelitian inobel yang kubuat selesai juga, dan kukirim di hari-hari akhir waktu yang disediakan panitia. Dan, ketika finalis inobel diumumkan, aku tetap bersyukur bahwa ternyata karyaku menjadi bagian yang gagal (lagi, hee). Dengan begitu, aku tidak perlu susah memilih antara ikut pkb in 2 di Yogya yang waktunya ternyata bersamaan. Aku juga tetap senang karena tantanganku kali ini yang terpenting adalah bukan berhasil atau tidak, namun bagaimana kita dapat terus bertahan menjalani prosesnya sampai akhir. O’ya kegagalanku tidak hanya sampai di sana, dana yang kuharapkan dari seamolec juga ternyata tak kudapatkan, hehe. Kegagalan untuk kali kesekian tidak akan membuatku patah semangat, karena dari kegagalan kita banyak mendapat pelajaran dan dari kegagalan kita berproses untuk mau belajar lebih keras lagi. Namun aku tidak sepenuhnya gagal, walaupun tidak bisa juga dikatakan berhasil. Untuk lomba guru berprestasi di bawah Kementerian Agama, aku meraih juara 3 se Kalsel. Sebenarnya ada sedikit kekecewaan yang kurasakan dari lomba ini, dan sudah pernah kuceritakan pada tulisanku sebelumnya. Jadi tak perlu lagi panjang kuceritakan tentang hal ini. Selanjutnya apa kabar untuk lomba BTIKP Kalsel? Hehe, aku ikut lomba ini hanya syarat cukup agar aku dipanggil ikut belajar pada seminar tentang IT yang mereka gelar setiap tahun sebagai salah satu rangkaian lomba. Dan targetku tercapai. Media pembelajaran berbasis TIK seadanya yang kukirimkan di menit2 terakhir membuatku mendapat tiket ikut workshop yang dilaksanakan mereka. That its. 

Terakhir, aku akan ceritakan sedikit tentang lomba guru favorit yang dilaksanakan koran harian Radar Banjarmasin bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel. Lomba yang dilaksanakan tahun 2016 ini adalah yang kedua dilaksanakan oleh harian tersebut, karena sebelumnya, tepatnya tahun 2005, lomba serupa pernah dilaksanakan. Namun, kalau dulu juara lomba murni ditentukan oleh polling, sehingga pemenangnya adalah yang memiliki modal paling besar. Berbeda dengan penyelenggaraan tahun ini karena ada banyak tahapan seleksi yang harus dijalani. 

Aku mengirimkan best practice dengan tema pendidikan yang berkualitas di hari terakhir. Judul tulisannya adalah ‘Matematika Hijau sebagai Satu Upaya Pendidikan Karakter Berwawasan Lingkungan’. Sebenarnya tulisan ini sudah pernah aku masukkan jurnal, karena memang tak ada syarat apapun untuk karya yang dikirim. Setelah melewati seleksi administrasi berupa makalah tersebut, kami dipanggil untuk menjalani tes tertulis dan wawancara. Karena banyaknya peserta,  tes ini terbagi menjadi 3 hari, dan aku mendapat giliran hari pertama. Dari hasil tes tertulis, wawancara, presentasi makalah, sampai contoh bagaimana mengajar, dipilih 10 nominasi untuk memasuki tahapan polling yang katanya juri, polling ini akan menyumbang bobot 20% dari penilaian. Kupon polling  bisa didapatkan setiap hari selama 3 bulan di koran harian Radar Banjarmasin. Karena harus membeli koran untuk mendapatkan kupon, maka aku fikir akan lumayan menguras kantong. Namun, untunglah aku memiliki pimpinan, kawan-kawan, dan siswa-siswi yang sangat mendukungku sehingga tak kusangka dalam 3 bulan tersebut banyak sekali polling yang datang atas namaku. Selesai masa polling, aku cukup puas karena dengan modal sedikit aku berhasil menempati urutan 3 polling terbanyak. Selanjutnya, selesai masa polling, kesepuluh orang nominasi dipanggil lagi untuk menjalani interview final bersama kepala dinas pendidikan provinsi Kalsel dan 3 juri lainnya yang semuanya adalah kepala bidang di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel. Ternyata, tiga merupakan angka keberuntunganku tahun ini. Finally, lagi-lagi aku harus puas menempati posisi 3 guru favorit se Kalsel. Namun meskipun hanya di juara III, aku bisa tersenyum lebar, sebab merasa akulah yang paling beruntung. Bagaimana tidak, tanpa modal yang besar untuk polling, aku mendapatkan hadiah yang sama dengan juara 1 dan 2, yaitu satu unit sepeda motor. Meski beda merk, namun aku bisa menghitung kalau secara nominal akulah yang paling besar hadiahnya, karena selisih harga sepeda motor yang kudapatkan  tidak akan sebanding dengan selisih harga polling yang mereka keluarkan. Dan untungnya lagi, sepeda motor yang kudapatkan sudah bisa kubawa pulang dan kunikmati, saat rekanku yang juara 1 dan 2, sampai tulisan ini kupublish, belum mendapatkan sepeda motornya. Hal ini disebabkan hadiah untukku disediakan oleh harian Radar Banjarmasin sedangkan hadiah untuk mereka disediakan oleh kantor Gubernuran dan Dinas Pendidikan Provinsi yang tentu dikendala oleh rumitnya birokrasi. (Belakangan aku tahu kalau merk motornya akhirnya disamakan untuk juara 1, 2 dan 3...hee...)

 Gambar: Saat acara puncak Hari Guru Nasional se Kalsel di Marabahan

Demikian, akhirnya tepat pada hari guru 25 November yang lalu, aku membawa pulang sepeda motor baru sebagai hadiah indah tak terduga bagi ulang tahunku besok hari. Lalu, apalagi yang bisa kita dustakan sehingga kita bisa tidak bersyukur?  Sekali lagi, kisah ini kuceritakan hanya agar membantu memoriku suatu saat nanti, syukur-syukur ada orang lain yang ikut termotivasi. Bahwa kegagalan dalam setiap proses yang kita jalani adalah hal yang biasa, agar kita bisa memaknai arti sebuah keberhasilan. Dan untuk setiap keberhasilan diperlukan sebuah kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas. Jangan takut bermimpi setinggi bintang, karena meski engkau jatuh, engkau akan terhempas di bulan.. (sakit dong? ya iya lah, hehe!)

Banjarmasin, Ujung November menuju Desember 2016

Senin, 14 November 2016

Tugas Matematika Peminatan Kelas XII MIA

Karena ibu hari Selasa, tanggal 15 November ini akan interview final guru favorit (do'akan ibu ya!!), maka agar pembelajaran tetap berlangsung, kalian ibu tugaskan mengerjakan latihan soal sebagai persiapan UNBK. Nilai kalian akan otomatis masuk ke email ibu. Selamat mengerjakan ya anak-anak.
Silakan kalian baca Bismillah dan klik di sini.