Selasa, 06 Desember 2016

Surprise Party For Homeroom Teacher..!



Dengan maraknya medsos saat ini, bukan hal yang aneh lagi notifikasi atau pemberitahuan hari lahir seseorang dengan sangat gampang diketahui banyak orang. Ucapan selamat ulang tahun menjadi lumrah mengalir diberbagai media sosial, baik melaui bbm, fb, whatsapp, line, instagram, dan lain-lain. Baik itu disampaikan dalam grup ataupun di japri langsung. Sahabat dari berbagai penjuru mengucapkan happy birthday di hari istimewa itu. Rangkaian do’a-do’a teruntai dengan kata-kata yang manis romantis, bahkan dengan sajian pic kue-kue yang menarik hati. Ucapan dan do’a yang mengalir seolah menjadi bumbu pemanis dalam persahabatan dunia maya. Cerita ini aku angkat karena beberapa hari yang lalu aku menemui lagi tanggal yang sama dengan hari lahirku setelah setahun berlalu. Sebenarnya tak pernah ada yang spesial di hari lahirku. Dari kecilpun aku tak biasa merayakan hari itu bahkan malah sering tak ingat saat itu sama sekali. Namun, maraknya media sosial saat ini, dimana ketika kita bikin akunnya pertama kali harus menuliskan tanggal lahir sebagai syarat pendaftaran, menjadikan hal tersebut menjadi agak terasa istimewa beberapa tahun belakangan. Aplikasi ini secara otomatis memberitahukan kepada teman-teman yang terhubung ketika saat  itu tiba. Sehingga, ucapan ultah serta merta memenuhi beranda media sosial kita.
Namun sebaliknya, ketika ucapan selamat ulang tahun melalui dunia maya berubah menjadi hal yang biasa maka ucapan ulang tahun secara langsung akan kembali menjadi hal istimewa. Apalagi ucapan dan do’a-do’a ini dipanjatkan dengan sangat kreatif oleh anak-anak dari kelas yang aku sebagai walinya. Kelas XII MIA 2, yang mayoritas dihuni siswa perempuan terdiri atas 30 siswi dan hanya 6 siswa ini memberikan surprise party ultah, yang tak kuduga sebelumnya. Kelas yang kuanggap lebih silent dari 3 kelas XII MIA lainnya ini ternyata dihuni anak-anak dengan kreatifitas tinggi. Hal ini juga terbukti dengan diraihnya beberapa kali kemenangan pada saat perlombaan antar kelas. Dan, kreatifitas mereka sekali lagi ditunjukkannya langsung padaku, wali kelas mereka.
Tak ada jam mengajar di kelas mereka hari itu, jadi akupun tak pernah terfikir kalau bakal mendapat kejutan ultah dari mereka. Lagipula, aku hari itu sibuk konsentrasi pada acara syukuran yang kugelar di ruang guru untuk hasil lomba yang telah kucapai. Memang pagi itu, ada beberapa siswaku yang menchat untuk mengucapkan selamat ulang tahun. Aku anggap biasa, karena memang sudah banyak yang mengucapkan hal yang sama. Bahkan sampai tiba jam pulang kerja, aku lewati dengan sangat biasa. Yang agak berbeda sampai detik itu hanyalah penuhnya wall fb, wa grup , line, bbm bahkan telegram grupku dengan ucapan selamat ultah di samping ucapan langsung oleh beberapa siswa dan rekan guru. Bahkan, sampai aku pulang dengan mengendarai sepeda motor baru yang tiba-tiba bannya kempes, aku tetap merasa masih hal yang biasa. Malah paman tambal ban yang aku datangi yang merasakan ada sedikit kejanggalan. Sampai-sampai dia sempatkan menanyakan apa yang aku rasakan saat ban motor itu tadi kempes. Memang agak aneh, bagaimana bisa ban sepeda motor yang belum seminggu kupakai bisa kempes tiba-tiba. Namun sampai detik itu, aku tetap tak menduga apa-apa, karena kufikir, walaupun tidak ditemukan kebocoran, bisa jadi posisi ban menyebabkan anginnya bisa saja keluar. Paman tambal ban itu malah menambahkan dengan guyonan bahwa apa mungkin aku hanya ingin pamer motor baru dengan dia, karena memang sudah lama aku tak menambal ban motor di sana. Hehe ada-ada saja. Setelah ban kembali dipompa, dan membayar sekedarnya, aku pulang seperti biasa.
Tiba di rumah, aku rasakan suasana rumahku agak sepi. Aku maklum saja, karena hari itu jadwal les anak sulungku, dan anak keduaku masih dijemput ayahnya dari sekolah. Namun, agak aneh ketika anak bungsuku juga tak ada di depan tv yang pada jam2 itu seharusnya kalau tidak main di depan rumah, maka dia biasa duduk nonton tv channel youtube minecraft kesukaannya. Dan, ketika aku berniat mencari bungsuku sampai ke dapur, saat itulah aku dikejutkan oleh ulah anak-anak didikku yang ternyata sudah berkumpul di dapur rumahku, mereka membawa kue ultah dan serentak  menyanyikan lagu selamat ulang tahun. 

Buat anak-anakku kelas XII MIA 2……

Nak,,kalian mau tahu apa yang ibu rasakan saat itu?? Meskipun kalian datang ke rumah ibu tanpa ibu undang. Walaupun kalian masuk rumah ibu bahkan sampai ke dapur tanpa minta ijin lebih dulu pada ibu. Meskipun kalian kotori dinding rumah ibu dengan tempelan-tempelan yang sampai tulisan ini ibu publish, tempelan2 itu masih tertempel di sana. Walaupun ternyata kalianlah pelaku kempesnya ban motor ibu sebenarnya, hanya supaya kalian sempat mempersiapkan segalanya. Nak,,,andai ada kata yang lebih dari bahagia yang bisa mengungkapkan perasaan ibu saat itu,  maka mungkin kata itu lebih cocok mewakilinya. Terlebih saat tahu bahwa kalian sudah merencanakan hal ini dengan sangat matang, bahkan nekat merekrut anak sulung ibu sebagai tim sukses aksi kalian. Ibu tahu, sebenarnya itu semua kalian lakukan hanya untuk menyenangkan hati ibu. Dan ibu harap bukan modus karena ulangan semester sudah dekat, hehe. Kado yang kalian beri pada ibu pun semoga bukan masuk katagori gratifikasi ya!. Namun apapun itu, kalian sudah sangat sukses membuat ibu surprise, speechless dan haru. Apalagi, hari ulang tahun ibu terpaut hanya beberapa hari dengan Hari Guru Nasional, ibu anggap itu sebagai kado bakti dan hormat kalian kepada gurumu. Terima kasih dari ibu untuk semua yang kalian lakukan hari itu. 





Walaupun sebagai seorang guru, sebenarnya tugas ibu hanya memberi. Memberi ilmu sebagai bekal kalian kelak mengarungi hidup ini. Tak sedikitpun ibu berhak meminta kembalian dalam bentuk apapun. Sebenarnya tanpa kalian beri surprise ultahpun ibu sudah benar-benar sayang  kalian Nak!. Beberapa bulan yang kita lewati bersama membuat hari-hari ibu berwarna. Senyum dan canda kalian, sikap santun dan hormat kalian, kekompakan kalian, itu membawa semangat dan motivasi bagi ibu melangkahkan kaki tiap hari ke sekolah. Walaupun ibu bukan guru sempurna untuk diteladani. Namun, sedikit ilmu yang ibu beri pada kalian semoga bisa bermanfaat kelak di kemudian hari. Do’a ibu tulus dari hati, semoga suatu saat, jika umur ibu panjang, bisa melihat kalian semua sukses. Dan, jika saat itu tiba, ibu harap kalian masih ingat sama wali kelasmu ini Nak! Kalau kalian nanti sudah jauh pergi meninggalkan sekolah dan gurumu ini, datang dan tengoklah lagi ibu sekali-kali, tak perlu kalian membawa kado istimewa. Cukup kamu peluk ibu, karena ibu pasti akan sangat bahagia. Dan saat itu, tolong kamu bantu ibu mengingatkan lagi momen-momen saat surprise party kemarin, karena mungkin saat itu ibu sudah banyak lupa karena faktor usia. Dan, jika misalnya umur ibu tak panjang, bisa jadi saat itu tulisan ibu ini masih bisa bertahan. Maka sekali-kali mampirlah lagi ke blog ini, dan tolong ingat-ingatlah lagi gurumu ini. Saat kau mengingat ibu itu, maka seuntai surah al-Ikhlas pun pasti akan sangat berharga bagi ibu. Ah, sebelum tulisan ibu ini melantur kemana-mana, baiknya  ibu akhiri saja. Finally, I just to say that I love you my class, 36 students in XIIMIA2!!                                                                                

 With Love _YourHomeRoomTeacher_

Rabu, 30 November 2016

Antara Aksi dan Refleksi (Catatan seorang Guru)



Tak terasa besok sudah awal Desember lagi.  Seperti biasa aku akan mengabadikan cerita dalam sebuah tulisan, dan aku tak peduli entah siapa yang mau membacanya. Suatu saat, jika umurku panjang, aku hanya ingin bisa mengingat kembali segala peristiwa yang kujalani sepanjang tahun ini. Dan jikapun tidak, mungkin anak cucuku bisa  menemukan kisahku ini suatu hari nanti.

Besok adalah awal Desember, dimana usiaku akan bertambah nilai digitnya, namun berkurang sejatinya. Aku ingat ketika malam yang sama pada tahun kemarin, aku mengukir impian di dinding langit pengharapan. Aku berusaha bermimpi setinggi bintang di langit, walaupun toh akhirnya aku tak sanggup mencapai bintang namun setidaknya aku bisa terhenti di bulan. Ah lebay banget ya..hehe.  Tahun yang baru kujalani, seakan tahun yang berjalan menuju mimpi dan aku begitu menikmati perjalanannya. Allah yang Maha Pemurah, memberi lebih dari yang aku minta. Aku tak menyangka bahwa dalam tahun ini bisa menginjakkan kaki dua kali di bumi Sulawesi, bahkan di bulan yang sama. Di tahun yang sama ini juga, aku mendapat lagi tiket jalan-jalan di Jogja bahkan sampai dua kali pula. Dan yang paling penting, tentu saja semuanya GRATIS. Selain itu, ada lagi kado manis yang dikirimkan untukku sebagai teman setiap perjalanananku.

Dimulai ketika aku ikut seleksi peserta diklat PKB two in one yang diadakan p4tk matematika Yogyakarta. Dari 1300an peserta yang mengirim rancangan program ke panitia, aku terpilih sebagai salah satu peserta beruntung yang mendapatkan tiket menimba ilmu di Yogyakarta bersama 160 guru yang terbagi atas 40  guru SD/MI, 40 SMP/Mts, 40 SMA/MA dan 40 SMK. Kemenangan dalam memperebutkan tiket belajar gratis ini membuat kami menjalaninya dengan rasa syukur. Hari ketiga ramadhan sampai 10 hari setelahnya kami berada di kampus p4tk matematika Yogyakarta. Meskipun dalam keadaan berpuasa, kami selalu semangat, meskipun kadang-kadang kami hanya keluar ruang belajar beberapa menit sebelum azan maghrib berkumandang. Selesai diklat PKB in 1 selama sepuluh hari, kami pulang ke tempat masing-masing untuk kemudian diminta datang kembali pada PKB in 2 membawa laporan penelitian sekaligus disajikan pada Seminar Nasional bulan November yang akan datang.

Berkumpul dengan kawan-kawan hebat dari penjuru Aceh sampai pedalaman Papua, membuat motivasiku berlipat. Pulang ke Kalimantan, aku terus memanfaatkan kesempatan dan mencoba peruntungan. Aku punya prinsip lebih baik menyibukkan diri pada hal yang positif, daripada nanti waktu kita habis untuk hal negatif dan sia-sia. Target pertama yang harus aku selesaikan adalah menyusun portofolio dan makalah untuk lomba guru berprestasi kemenag yang dipercayakan pimpinan dan kawan2 padaku. Walaupun sisa waktu tinggal dua hari, aku beruntung karena sebagian besar portofolio sudah sempat kususun sebelum aku berangkat ke Yogyakarta, jadi tinggal membereskan makalahnya dan berbagai tandatangan pengesahan.

Beres urusan Gupres Kemenag, aku berusaha mengejar beberapa even lain yang semuanya hampir deadline. Dari proposal penelitian untuk lomba inovasi pembelajaran (inobel), berbarengan dengan proposal untuk lomba inovasi pendidikan karakter bangsa (pendikarbang), kemudian satu proposal yang sama dengan proposal pkb in 1 juga dikirimkan dengan harapan mendapat dana hibah seamolec, selain itu satu media pembelajaran berbasis IT seadanya juga kukirimkan ke panitia lomba BTIKP Provinsi, dan terakhir satu best practice yang sudah lama kusimpan ikut kukirimkan pada hari terakhir pendaftaran lomba guru favorit yang diadakan harian Radar Banjarmasin. Beberapa karya itu semuanya berbeda, namun ada sesuatu yang sama, yaitu bahwa aku mengirimkan semuanya ke panitia lomba selalu di akhir waktu atau bahkan di injury time

Dengan beberapa even yang berbarengan harus diselesaikan, sebagai manusia yang penuh keterbatasan tentu saja hasilnya tak akan maksimal karena bisa dipastikan akan banyak yang kurang fokus. Tentu saja aku tak bisa berharap semua akan berhasil. Tujuan utamaku hanya berkarya, berusaha berpartisipasi, menjalani proses demi proses dan masalah hasil biarlah kupasrahkan kepada Allah yang Maha Kuasa. Karena aku guru madrasah yang  jarang sekali punya kesempatan bisa bersaing dengan guru-guru di luar kemenag, maka segala peluang aku manfaatkan. Harapanku nama madrasah turut terangkat dan muncul bersama deretan nama-nama peserta lain di bawah dinas pendidikan. Hati kecilku tetap berharap dari beberapa bibit yang kusemai (masih meminjam filosofi MN yaitu BTP) ada satu atau lebih yang bisa dipanen di akhir tahun. Semacam memasang jebakan dimana2, siapa tahu ada ikan yang nyangkut, hee.

Singkat cerita, dari seluruh peserta yang mengirimkan karya untuk inobel, terseleksi 300 orang yang masuk ke babak seleksi berikutnya dan diundang ditiga region yaitu Bogor, Jogja dan Makasar. Aku salah satu yang mendapat undangan gratis (tentu saja plus uang saku) selama 3 hari untuk menggali ilmu dari juri2 hebat di Makasar. Belum pulang dari makasar, aku mendapat lagi pengumuman bahwa karya inovasi pedikarbang yang kubuat juga bisa masuk seleksi berikutnya. Karena itu, aku harus mengikuti proses yang sama seperti halnya inobel di tempat yang juga sama seminggu kemudian. Ini berarti bahwa aku harus balik ke Kalimantan hanya untuk mengambil surat tugas untuk seminggu kemudian balik lagi ke Makasar. Begitulah, aku bisa menginjakkan kaki di bumi Sulawesi, daerah yang sedikit banyak mempunyai riwayat hubungan baik psikologis maupun kultur budaya dengan ayahku. Meskipun akhirnya tak berapa lama diumumkan bahwa karyaku gagal masuk dalam 50 finalis pendikarbang. Namun, aku bersyukur sudah bisa berkumpul kawan-kawan hebat dari penjuru Nusantara di region Makasar tersebut, meski sebagian kawan yang kutemui di sana juga pernah tergabung dalam beberapa even sebelumnya, seperti simposium 2015, pkb in 1, dan bahkan inobel seminggu yang lalu. Kalau jurinya bilang sih 4L (Loe Lagi..Loe Lagi, hehe)

Pulang Makasar, ada seabreg tagihan yang menuntut diselesaikan. Aku sedikit agak kelimpungan. Bagaimana susahnya berkonsentrasi menyelesaikan 2 laporan penelitian dalam waktu kurang dari 2 bulan yaitu laporan penelitian inobel dan laporan penelitian PKB, di samping tugas utamaku mengajar. Bayangkan, skripsi aja bisa sampai 6 bulan belum tentu selesai. Well, akhirnya dengan penuh perjuangan laporan penelitian inobel yang kubuat selesai juga, dan kukirim di hari-hari akhir waktu yang disediakan panitia. Dan, ketika finalis inobel diumumkan, aku tetap bersyukur bahwa ternyata karyaku menjadi bagian yang gagal (lagi, hee). Dengan begitu, aku tidak perlu susah memilih antara ikut pkb in 2 di Yogya yang waktunya ternyata bersamaan. Aku juga tetap senang karena tantanganku kali ini yang terpenting adalah bukan berhasil atau tidak, namun bagaimana kita dapat terus bertahan menjalani prosesnya sampai akhir. O’ya kegagalanku tidak hanya sampai di sana, dana yang kuharapkan dari seamolec juga ternyata tak kudapatkan, hehe. Kegagalan untuk kali kesekian tidak akan membuatku patah semangat, karena dari kegagalan kita banyak mendapat pelajaran dan dari kegagalan kita berproses untuk mau belajar lebih keras lagi. Namun aku tidak sepenuhnya gagal, walaupun tidak bisa juga dikatakan berhasil. Untuk lomba guru berprestasi di bawah Kementerian Agama, aku meraih juara 3 se Kalsel. Sebenarnya ada sedikit kekecewaan yang kurasakan dari lomba ini, dan sudah pernah kuceritakan pada tulisanku sebelumnya. Jadi tak perlu lagi panjang kuceritakan tentang hal ini. Selanjutnya apa kabar untuk lomba BTIKP Kalsel? Hehe, aku ikut lomba ini hanya syarat cukup agar aku dipanggil ikut belajar pada seminar tentang IT yang mereka gelar setiap tahun sebagai salah satu rangkaian lomba. Dan targetku tercapai. Media pembelajaran berbasis TIK seadanya yang kukirimkan di menit2 terakhir membuatku mendapat tiket ikut workshop yang dilaksanakan mereka. That its. 

Terakhir, aku akan ceritakan sedikit tentang lomba guru favorit yang dilaksanakan koran harian Radar Banjarmasin bekerjasama dengan Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel. Lomba yang dilaksanakan tahun 2016 ini adalah yang kedua dilaksanakan oleh harian tersebut, karena sebelumnya, tepatnya tahun 2005, lomba serupa pernah dilaksanakan. Namun, kalau dulu juara lomba murni ditentukan oleh polling, sehingga pemenangnya adalah yang memiliki modal paling besar. Berbeda dengan penyelenggaraan tahun ini karena ada banyak tahapan seleksi yang harus dijalani. 

Aku mengirimkan best practice dengan tema pendidikan yang berkualitas di hari terakhir. Judul tulisannya adalah ‘Matematika Hijau sebagai Satu Upaya Pendidikan Karakter Berwawasan Lingkungan’. Sebenarnya tulisan ini sudah pernah aku masukkan jurnal, karena memang tak ada syarat apapun untuk karya yang dikirim. Setelah melewati seleksi administrasi berupa makalah tersebut, kami dipanggil untuk menjalani tes tertulis dan wawancara. Karena banyaknya peserta,  tes ini terbagi menjadi 3 hari, dan aku mendapat giliran hari pertama. Dari hasil tes tertulis, wawancara, presentasi makalah, sampai contoh bagaimana mengajar, dipilih 10 nominasi untuk memasuki tahapan polling yang katanya juri, polling ini akan menyumbang bobot 20% dari penilaian. Kupon polling  bisa didapatkan setiap hari selama 3 bulan di koran harian Radar Banjarmasin. Karena harus membeli koran untuk mendapatkan kupon, maka aku fikir akan lumayan menguras kantong. Namun, untunglah aku memiliki pimpinan, kawan-kawan, dan siswa-siswi yang sangat mendukungku sehingga tak kusangka dalam 3 bulan tersebut banyak sekali polling yang datang atas namaku. Selesai masa polling, aku cukup puas karena dengan modal sedikit aku berhasil menempati urutan 3 polling terbanyak. Selanjutnya, selesai masa polling, kesepuluh orang nominasi dipanggil lagi untuk menjalani interview final bersama kepala dinas pendidikan provinsi Kalsel dan 3 juri lainnya yang semuanya adalah kepala bidang di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Kalsel. Ternyata, tiga merupakan angka keberuntunganku tahun ini. Finally, lagi-lagi aku harus puas menempati posisi 3 guru favorit se Kalsel. Namun meskipun hanya di juara III, aku bisa tersenyum lebar, sebab merasa akulah yang paling beruntung. Bagaimana tidak, tanpa modal yang besar untuk polling, aku mendapatkan hadiah yang sama dengan juara 1 dan 2, yaitu satu unit sepeda motor. Meski beda merk, namun aku bisa menghitung kalau secara nominal akulah yang paling besar hadiahnya, karena selisih harga sepeda motor yang kudapatkan  tidak akan sebanding dengan selisih harga polling yang mereka keluarkan. Dan untungnya lagi, sepeda motor yang kudapatkan sudah bisa kubawa pulang dan kunikmati, saat rekanku yang juara 1 dan 2, sampai tulisan ini kupublish, belum mendapatkan sepeda motornya. Hal ini disebabkan hadiah untukku disediakan oleh harian Radar Banjarmasin sedangkan hadiah untuk mereka disediakan oleh kantor Gubernuran dan Dinas Pendidikan Provinsi yang tentu dikendala oleh rumitnya birokrasi. (Belakangan aku tahu kalau merk motornya akhirnya disamakan untuk juara 1, 2 dan 3...hee...)

 Gambar: Saat acara puncak Hari Guru Nasional se Kalsel di Marabahan

Demikian, akhirnya tepat pada hari guru 25 November yang lalu, aku membawa pulang sepeda motor baru sebagai hadiah indah tak terduga bagi ulang tahunku besok hari. Lalu, apalagi yang bisa kita dustakan sehingga kita bisa tidak bersyukur?  Sekali lagi, kisah ini kuceritakan hanya agar membantu memoriku suatu saat nanti, syukur-syukur ada orang lain yang ikut termotivasi. Bahwa kegagalan dalam setiap proses yang kita jalani adalah hal yang biasa, agar kita bisa memaknai arti sebuah keberhasilan. Dan untuk setiap keberhasilan diperlukan sebuah kerja keras, kerja cerdas, dan kerja ikhlas. Jangan takut bermimpi setinggi bintang, karena meski engkau jatuh, engkau akan terhempas di bulan.. (sakit dong? ya iya lah, hehe!)

Banjarmasin, Ujung November menuju Desember 2016

Senin, 14 November 2016

Tugas Matematika Peminatan Kelas XII MIA

Karena ibu hari Selasa, tanggal 15 November ini akan interview final guru favorit (do'akan ibu ya!!), maka agar pembelajaran tetap berlangsung, kalian ibu tugaskan mengerjakan latihan soal sebagai persiapan UNBK. Nilai kalian akan otomatis masuk ke email ibu. Selamat mengerjakan ya anak-anak.
Silakan kalian baca Bismillah dan klik di sini.

Jumat, 02 September 2016

Paradoks



Demi pimpinan dan kawan-kawan yang mempercayakan, maka tahun ini aku mencoba kompetisi itu lagi. Aku mendengar di tetangga luar sana, kompetisi seperti ini begitu bergengsi. Namanya sama, namun proses seleksinya jauh berbeda. Di sana, seleksi demi seleksi dengan juri yang mumpuni harus mereka ikuti untuk bisa memenangi kompetisi. Namun berbanding terbalik dengan keadaannya di dalam sini. Tak perlu lebar kuceritakan, cukup kami yang pernah mengikuti yang bisa merasakan. Setidaknya saat kompetisi yang sama di sana, juri sangat sulit menentukan juara karna banyaknya peserta, namun di sini bahkan ada yang otomatis juara karna tidak ada pesaingnya. Namun begitu, ternyata terlalu sulit bagiku untuk bisa memenangi kompetisi yang tampaknya mudah ini. Sepertinya lebih mudah bersaing pada seleksi terbuka serupa dengan mereka-mereka di luar sana. Beberapa kali bahkan namaku bisa dengan mudah muncul di deretan nama pemenang, entah kesalahan atau suatu kebetulan, meskipun seleksinya terbuka dengan peserta ribuan datang dari mana saja se-Indonesia. Namun, sulit bagiku menyisihkan hanya 5 peserta di lingkunganku sendiri, yang bahkan aku tahu rekam jejak mereka.
Terlepas bagaimana proses penilaiannya, ataupun jalan seperti apa yang bisa membuat mereka juara. Biarlah pil pahit kegagalan ini kutelan saja. Mungkin peruntunganku bukan di lingkunganku sendiri. Aku sebut pil, karena aku sudah membuktikan bahwa pahit yang kurasakan akan menjadi obat yang sangat berkhasiat, seperti halnya pisau akan tajam hanya bila dibentuk dengan berbagai tempaan. Aku harus kembali pada motivasi awal, bahwa menjadi juara bukan tujuan utama dalam mengikuti setiap kompetisi, namun adalah dakwahku kepada anak-anak didikku. Aku harap sukses dan gagalku bisa menjadi semangat dan contoh nyata bagi mereka. Sebagaimana kalimat Bung Karno yang kukutipkan pada amanatku  saat berkesempatan menjadi pembina upacara senin pagi. Bermimpilah setinggi langit, karena meskipun engkau jatuh, engkau akan jatuh di antara bintang-bintang. Demikian aku membangun motivasi bagi mereka anak-anak didikku dan terlebih bagi diriku. Aku ingin terus menjadi guru yang tidak hanya bisa mengajar, namun juga selalu belajar. Termasuk belajar memaknai kekalahanku kali ini (lagi). Di tengah plagiarisme semudah copy paste dan kejujuran sulit dicari, aku akan terus membangun motivasi diri agar kreatifitas tidak berjalan mencari kuburannya sendiri.
Aku tulis ini hanya untuk menyemangati diri, sebab saat ini aku masih harus  menghadapi babak akhir dari rangkaian seleksi pada dua ajang yang jauh lebih bergengsi.


(Banjarmasin, 2 September 2016)