Minggu, 07 Desember 2014

Behind "The True Story"

Tak menyangka “The true story” yang kutulis mendapat apresiasi begitu tinggi. Kisah yang baru pertama bisa kuceritakan secara utuh ini hanya garis besar dari dahsyatnya perjalanan hidup sampai usiaku saat ini. Banyak bagian yang masih rapi tersimpan dalam memory, hanya untuk aku dan Dia yang maha mengetahui.
Kata demi kata yang kurangkai dalam bentuk tulisan ternyata mampu mewakili perasaan terdalam. Selama ini, tak pernah sanggup aku bercerita karena setiap membuka kata hanya air mata yang menuntaskannya.
Sahabat, kalian yang telah membaca kisahku dengan jujur mengatakan terharu bahkan menangis saat membacanya. Aku juga sempat berhadapan langsung dengan teman yang membaca kisahku sambil bercucuran airmata. Aku sungguh terharu dengan setiap comment, atensi  dan apresiasi itu.  The true story yang kutulis adalah benar-benar kisah hidupku. Rinai hujan yang jatuh saat ku menuliskannya senada dengan jatuhnya derai air mata saat kucoba mengingatnya. Berjuang mengorek lupa yang telah menoreh luka lama. Jariku yang menari sempat terhenti berkali-kali. Aku heran, air mataku selalu banyak persediaan.
Ini sebagian comment yang mereka ungkapkan :



Juga yang ini :



Dan ini yang paling membuat ku terharu kala ku membacanya. Testimoni kawan lamaku. Teman sekelasku waktu kelas 2 SMU. Kawan,  dulu waktu SMA aku begitu iri padamu. Dimataku kamu begitu bahagia, karena kamu memiliki semua yang bagiku dulu hanya mimpi belaka.





Ini adalah tanggapan kawan-kawan SMA ku yang baru tahu tentang kisah hidupku setelah membaca postingannya di atas.


Meski saat ini aku masih belum bisa dikatakan sukses. Namun aku beranikan untuk berbagi kisah itu. Bukan untuk berbagi sedihnya, namun untuk berbagi hikmah  dan makna di balik setiap garis takdirnya. Banyak hal yang dulu bagiku terasa tidak adil justru sekarang sangat kusyukuri.  Ketika saat itu aku merasa sendiri, sebenarnya banyak orang disekelilingku yang begitu sangat peduli. Ketika dulu aku hanya bisa berdo’a dalam setiap sujudku, sekarang aku merasa Allah selalu mengabulkan setiap do'a ku.

“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)” (QS Ibrahim [14] :34)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar